Distribusi sumberdaya yaitu mengenai daerah sarang dari ikan laut
kecil Gobiusculus flavescens dapat berdampak pada populasi yang mempengaruhi proporsi
individu yang berhasil berkembang biak dan variasi dalam keberhasilan
reproduksi. Sarang yang berkelompok dapat menyebabkan monopoli sumberdaya oleh
sejumlah individu dan mempengaruhi intensitas seleksi seksualnya.
Perilaku perkawinan dipengaruhi oleh distribusi pembiakan
sumber daya (daerah sarang) perlakuan dengan perbedaan dalam distribusi sarang
yang cukup mencerminkan variasi dalam tipe sarang tersebar dan tioe sarang berkelompok. Percobaan mengenai perilaku dan keberhasilan kawin ikan Gobi dilakukan dengan ulangan
14 kali setiap perlakuan dan setiap ulangan berlangsung selama 3 hari. Hasil
yang diperoleh:
1. Perilaku kawin: perilaku agonistic
lebih tinggi dilakukan oleh penghuni sarang perlakuan sarang berkelompok
daripada dalam perlakuan tersebar. Efek ini kemungkinan besar disebabkan oleh
lebih sering terjadi pertemuan dekat antara jantan dan jantan yang cukup dekat
antar masing-masing sarang untuk dianggap sebagai ancaman. Hasil menunjukkan
bahwa jantan menghabiskan lebih banyak waktu bersaing ketika sarang
berkelompok. Tingkat perilaku agresif jantan tidak terlalu berbeda diantara
kedua perlakuan. Pendekatan kawin lebih sering dilakukan pada ikan-ikan pada
perlakuan sarang berkelompok.
2. Pendudukan sarang dan sukses kawin:
perlakuan sarang berkelompok memiliki proporsi yang lebih kecil secara
signifikan oleh jantan yang menduduki sarang daripada dalam perlakuan sarang
tersebar. Kesuksesan kawin dengan proporsi jantan yang memiliki telur di sarang
dalam perlakuan sarang berkelompok lebih kecil daripada dalam perlakuan sarang
tersebar
3. Kesempatan
memilih pasangan dan seleksi: kesempatan bergantung pada kesiapan setiap individu
jantan maupun betina untuk melakukan perkawinan. Ketika perlakuan sarang berkelompok secara signifikan lebih
tinggi kesempatan untuk seleksi daripada di perlakuan sarang tersebar.
Kesempatan lebih tinggi untuk seleksi
ketika perlakuan sarang berkelompok, mencerminkan variasi besar antara jantan
pada keberhasilan reproduksi. Kemungkinan jantan lebih sedikit memperoleh
sarang dalam perlakuan sarang berkelompok. Kesempatan lebih tinggi seleksi
seksual harus kuat ketika sumber daya yang mengelompok. Oleh karena itu, harus
ada cakupan yang lebih besar untuk seleksi pada setiap sifat jantan yang
mempengaruhi kompetisi untuk sarang dalam perlakuan sarang berkelompok.
4. Ukuran
jantan: tidak berbeda secara signifikan antara kedua perlakuan.
5. Kondisi
jantan: tidak berbeda secara signifikan antara kedua perlakuan.
Ikan Gobi atau Gobiusculus flavescens merupakan keystone
spesies yaitu suatu spesies yang menentukan kelulushidupan
sejumlah spesies lain. Dengan kata lain spesies kunci adalah spesies yang
keberadaannya menyumbangkan suatu keragaman hidup dan kepunahannya dapat
menimbulkan kepunahan bentuk kehidupan lain. Spesies tersebut memainkan peran
penting dalam sebuah proses ekologi, turut mempengaruhi spesies lain dan
punahnya spesies ini dapat berakibat pada mudah rusaknya lingkungan atau
ekosistem. Spesies
memainkan peranan yang penting di dalam struktur, fungsi atau produktifitas
dari habitat atau ekosistem. Fokus penelitian pada keystone species, maka aksi
konservasi dari spesies ini membantu melindungi struktur dan fungsi habitat
yang luas yang berhubungan dengan spesies ini selama siklus hidupnya. Ikan Gobi
sebagai keystone spesies yang
memiliki keterkaitan dengan alga yang tumbuh pada habitatnya.
Dalam perilaku kawin, ikan Gobi menunjukkan perilaku agresif dan
perilaku agonistik. Perilaku agonistik adalah suatu pertandingan yang melibatkan baik
perilaku yang mengancam maupun yang menentukan pesaing mana yang mendapatkan
akses ke beberapa sumber daya, seperti makanan atau pasangan kawin. Banyak
perilaku tersebut melibatkan ritual, penggunaan aktivitas simbolik, sehingga
biasanya tidak ada bahaya yang serius yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
beradu. Semua
tingkah laku yang mengarah kepada terjadinya perkelahian pada hewan-hewan satu
spesies dapat dikategorkan dalam tingkah laku agonistik.
Ikan Gobi dan sarangnya
menunjukkan adanya hubungan teritori dalan kehidupan dan pendudukan sarang. Suatu teritori adalah suatu daerah yang
dipertahankan oleh seekor individu hewan yang umumnya mengusir anggota lain
dari spesiesnya sendiri. Teritori secara khusus digunakan untuk pencarian
makanan, perkawinan, membesarkan anak, atau kombinasi aktivitas tersebut. Umumnya
lokasi teritori sudah tetap, dan ukurannya bervariasi menurut spesies,
fungsi-fungsi teritori, dan jumlah sumber daya yang tersedia. Pada beberapa spesies
yang mempertahankan teritori hanya pada musim kawin, pada jurnal ini pun
dibahas mengenai ikan Gobi dan teritorinya berkaitan dengan sarangnya untuk
perkawinan.
Sistem perkawinan dan perilaku kawin berhubungan langsung dengan kelestarian hidup
hewan. Terdapat suatu hubungan yang erat antara perilaku kawin yang diamati
dengan jumlah keturunan, yang seringkali menjadi penentu utama kelestarian
hidup seekor hewan. Banyak hewan yang terlibat dalam pendekatan kawin yang
mengumumkan bahwa hewan yang terlibat tidak mengancamnya dan merupakan pasangan
kawin yang potensial. Pada sebagian besar spesies, hewan betina memiliki banyak
investasi parental dan kawin secara lebih selektif dibandingkan dengan hewan
jantan. Hewan jantan pada sebagian besar spesies berkompetisi untuk mendapatkan
pasangan kawin, hewan betina pada banyak spesies terlibat dalam penilaian, atau
penyeleksian hewan jantan berdasarkan ciri-ciri yang lebih disukainya. Ikan Gobi sebagai contoh hewan yang
poligami dengan pasangan dapat mencapai 4 ikan Gobi betina.
Adanya ikan Gobi yang diteliti dalan jurnal ini untuk mengetahui
perilaku dan kesuksesan perkawinannya sebagai keystone spesies yang penting
perannya bagi lingkungannya. Apabila suatu saat spesies ini terancam kepunahan,
hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data untuk mencegah
kepunahan dari hewan tertentu. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui
dampak pola sarang terhadap kesuksesan dari perkawinan ikan Gobi. Harapannya
dapat meningkatkan jumlah individu ikan Gobi akibat dari perkawinan yang
memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Indonesia
memiliki banyak hewan endemik. Ikan-ikan di Indonesia banyak yang termasuk
hewan endemik. Ikan endemik yang terancam punah sangat sulit untuk diselamatkan
apabila jumlah individunya sudah sangat sedikit. Hewan endemik Indonesia perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya sebagai
penyeimbang ekosistem. Apabila hewan berada dalam batas jumlah individu yang
mulai mengancam kepunahan atau jumlah kritis, perlu dilakukan penanganan
tanggap darurat. Penanganan tanggap darurat dapat dengan penelitian untuk
mengetahui perilaku kawin ataupun pola kawin yang menunjukkan keberhasilan
perkawinan dalam prosentase yang tinggi. Dari hasil penelitian tersebut dapat
diketahui pola kawin yang tepat agar perkawinan berhasil dan menetaskan anakan
yang sehat dalam jumlah yang banyak.
Perlu
adanya penelitian-penelitan untuk kelestarian hewan. Tujuannya untuk memperoleh
info mengenai pola hidup yang dapat dimaksimalkan dari suatu spesies. Contoh
adalah hewan icon Amerika yang sudah hampir punah dan dapat lestari kembali
dalam jumlah banyak akibat dari kemajuan bidang penelitiannya. Hewan endemik
maupun hewan yang memiliki habitat di Indonesia menjadi aset berharga yang
dimiliki oleh banga. Aset tersebut dapat sebagai daya tarik wisata (dengan
catatan perlindungan ketat terhadap hewan apabila menjadi objek/daerah wisata)
yang dapat meningkatkan pendapatan negara. Pendapatan negara meningkat dapat
mendukung perkembangan penelitian Indonesia dapat meningkat pula menjadi negara
maju.
Penelitian
di Indonesia hanya mendapat porsi sedikit dari perhatian pemerintahan.
Penelitian memiliki peran penting untuk menyelamatkan maupun mengembangkan
hewan-hewan yang ada di Indonesia serta aset berharga lainnya dari negara ini.