Saturday 25 June 2016

Ekologi Hewan - Nest Distribution Affects Behaviour and Mating Success in A Marine Fish



 Distribusi sumberdaya yaitu mengenai daerah sarang dari ikan laut kecil Gobiusculus flavescens dapat berdampak pada populasi yang mempengaruhi proporsi individu yang berhasil berkembang biak dan variasi dalam keberhasilan reproduksi. Sarang yang berkelompok dapat menyebabkan monopoli sumberdaya oleh sejumlah individu dan mempengaruhi intensitas seleksi seksualnya.
Perilaku perkawinan dipengaruhi oleh distribusi pembiakan sumber daya (daerah sarang) perlakuan dengan perbedaan dalam distribusi sarang yang cukup mencerminkan variasi dalam tipe sarang tersebar dan tioe sarang berkelompok. Percobaan mengenai perilaku dan keberhasilan kawin ikan Gobi dilakukan dengan ulangan 14 kali setiap perlakuan dan setiap ulangan berlangsung selama 3 hari. Hasil yang diperoleh:
1.      Perilaku kawin: perilaku agonistic lebih tinggi dilakukan oleh penghuni sarang perlakuan sarang berkelompok daripada dalam perlakuan tersebar. Efek ini kemungkinan besar disebabkan oleh lebih sering terjadi pertemuan dekat antara jantan dan jantan yang cukup dekat antar masing-masing sarang untuk dianggap sebagai ancaman. Hasil menunjukkan bahwa jantan menghabiskan lebih banyak waktu bersaing ketika sarang berkelompok. Tingkat perilaku agresif jantan tidak terlalu berbeda diantara kedua perlakuan. Pendekatan kawin lebih sering dilakukan pada ikan-ikan pada perlakuan sarang berkelompok.
2.      Pendudukan sarang dan sukses kawin: perlakuan sarang berkelompok memiliki proporsi yang lebih kecil secara signifikan oleh jantan yang menduduki sarang daripada dalam perlakuan sarang tersebar. Kesuksesan kawin dengan proporsi jantan yang memiliki telur di sarang dalam perlakuan sarang berkelompok lebih kecil daripada dalam perlakuan sarang tersebar
3.      Kesempatan memilih pasangan dan seleksi: kesempatan bergantung pada kesiapan setiap individu jantan maupun betina untuk melakukan perkawinan. Ketika perlakuan sarang berkelompok secara signifikan lebih tinggi kesempatan untuk seleksi daripada di perlakuan sarang tersebar. Kesempatan lebih tinggi untuk seleksi ketika perlakuan sarang berkelompok, mencerminkan variasi besar antara jantan pada keberhasilan reproduksi. Kemungkinan jantan lebih sedikit memperoleh sarang dalam perlakuan sarang berkelompok. Kesempatan lebih tinggi seleksi seksual harus kuat ketika sumber daya yang mengelompok. Oleh karena itu, harus ada cakupan yang lebih besar untuk seleksi pada setiap sifat jantan yang mempengaruhi kompetisi untuk sarang dalam perlakuan sarang berkelompok.
4.      Ukuran jantan: tidak berbeda secara signifikan antara kedua perlakuan.
5.      Kondisi jantan: tidak berbeda secara signifikan antara kedua perlakuan.
Ikan Gobi atau Gobiusculus flavescens merupakan keystone spesies yaitu suatu spesies yang menentukan kelulushidupan sejumlah spesies lain. Dengan kata lain spesies kunci adalah spesies yang keberadaannya menyumbangkan suatu keragaman hidup dan kepunahannya dapat menimbulkan kepunahan bentuk kehidupan lain. Spesies tersebut memainkan peran penting dalam sebuah proses ekologi, turut mempengaruhi spesies lain dan punahnya spesies ini dapat berakibat pada mudah rusaknya lingkungan atau ekosistem. Spesies memainkan peranan yang penting di dalam struktur, fungsi atau produktifitas dari habitat atau ekosistem. Fokus penelitian pada keystone species, maka aksi konservasi dari spesies ini membantu melindungi struktur dan fungsi habitat yang luas yang berhubungan dengan spesies ini selama siklus hidupnya. Ikan Gobi sebagai keystone spesies yang memiliki keterkaitan dengan alga yang tumbuh pada habitatnya.
Dalam perilaku kawin, ikan Gobi menunjukkan perilaku agresif dan perilaku agonistik. Perilaku agonistik adalah suatu pertandingan yang melibatkan baik perilaku yang mengancam maupun yang menentukan pesaing mana yang mendapatkan akses ke beberapa sumber daya, seperti makanan atau pasangan kawin. Banyak perilaku tersebut melibatkan ritual, penggunaan aktivitas simbolik, sehingga biasanya tidak ada bahaya yang serius yang dilakukan oleh pihak-pihak yang beradu. Semua tingkah laku yang mengarah kepada terjadinya perkelahian pada hewan-hewan satu spesies dapat dikategorkan dalam tingkah laku agonistik. 
Ikan Gobi dan sarangnya menunjukkan adanya hubungan teritori dalan kehidupan dan pendudukan sarang. Suatu teritori adalah suatu daerah yang dipertahankan oleh seekor individu hewan yang umumnya mengusir anggota lain dari spesiesnya sendiri. Teritori secara khusus digunakan untuk pencarian makanan, perkawinan, membesarkan anak, atau kombinasi aktivitas tersebut. Umumnya lokasi teritori sudah tetap, dan ukurannya bervariasi menurut spesies, fungsi-fungsi teritori, dan jumlah sumber daya yang tersedia. Pada beberapa spesies yang mempertahankan teritori hanya pada musim kawin, pada jurnal ini pun dibahas mengenai ikan Gobi dan teritorinya berkaitan dengan sarangnya untuk perkawinan.
Sistem perkawinan dan perilaku kawin berhubungan langsung dengan kelestarian hidup hewan. Terdapat suatu hubungan yang erat antara perilaku kawin yang diamati dengan jumlah keturunan, yang seringkali menjadi penentu utama kelestarian hidup seekor hewan. Banyak hewan yang terlibat dalam pendekatan kawin yang mengumumkan bahwa hewan yang terlibat tidak mengancamnya dan merupakan pasangan kawin yang potensial. Pada sebagian besar spesies, hewan betina memiliki banyak investasi parental dan kawin secara lebih selektif dibandingkan dengan hewan jantan. Hewan jantan pada sebagian besar spesies berkompetisi untuk mendapatkan pasangan kawin, hewan betina pada banyak spesies terlibat dalam penilaian, atau penyeleksian hewan jantan berdasarkan ciri-ciri yang lebih disukainya. Ikan Gobi sebagai contoh hewan yang poligami dengan pasangan dapat mencapai 4 ikan Gobi betina.
Adanya ikan Gobi yang diteliti dalan jurnal ini untuk mengetahui perilaku dan kesuksesan perkawinannya sebagai keystone spesies yang penting perannya bagi lingkungannya. Apabila suatu saat spesies ini terancam kepunahan, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data untuk mencegah kepunahan dari hewan tertentu. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui dampak pola sarang terhadap kesuksesan dari perkawinan ikan Gobi. Harapannya dapat meningkatkan jumlah individu ikan Gobi akibat dari perkawinan yang memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Indonesia memiliki banyak hewan endemik. Ikan-ikan di Indonesia banyak yang termasuk hewan endemik. Ikan endemik yang terancam punah sangat sulit untuk diselamatkan apabila jumlah individunya sudah sangat sedikit. Hewan endemik Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya sebagai penyeimbang ekosistem. Apabila hewan berada dalam batas jumlah individu yang mulai mengancam kepunahan atau jumlah kritis, perlu dilakukan penanganan tanggap darurat. Penanganan tanggap darurat dapat dengan penelitian untuk mengetahui perilaku kawin ataupun pola kawin yang menunjukkan keberhasilan perkawinan dalam prosentase yang tinggi. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui pola kawin yang tepat agar perkawinan berhasil dan menetaskan anakan yang sehat dalam jumlah yang banyak.
Perlu adanya penelitian-penelitan untuk kelestarian hewan. Tujuannya untuk memperoleh info mengenai pola hidup yang dapat dimaksimalkan dari suatu spesies. Contoh adalah hewan icon Amerika yang sudah hampir punah dan dapat lestari kembali dalam jumlah banyak akibat dari kemajuan bidang penelitiannya. Hewan endemik maupun hewan yang memiliki habitat di Indonesia menjadi aset berharga yang dimiliki oleh banga. Aset tersebut dapat sebagai daya tarik wisata (dengan catatan perlindungan ketat terhadap hewan apabila menjadi objek/daerah wisata) yang dapat meningkatkan pendapatan negara. Pendapatan negara meningkat dapat mendukung perkembangan penelitian Indonesia dapat meningkat pula menjadi negara maju.
Penelitian di Indonesia hanya mendapat porsi sedikit dari perhatian pemerintahan. Penelitian memiliki peran penting untuk menyelamatkan maupun mengembangkan hewan-hewan yang ada di Indonesia serta aset berharga lainnya dari negara ini.